Karawang–Tinta Merah Net~Proyek pembangunan drainase di dusun Krajan 1B Desa Sampalan Kecamatan Kutawaluya, Kabupaten Karawang, yang dikerjakan oleh CV GALAKSI STAR dengan menuai sorotan tajam dari warga. Proyek yang bersumber dari APBD Kabupaten Karawang Tahun 2025 sebesar Rp189.381.000 tersebut diduga dikerjakan secara asal-asalan dan tidak sesuai standar teknis.
Pantauan awak media di lapangan pada Jumat (13/6/2025), pemasangan U-Ditch sepanjang 160,80 meter dengan ukuran 0,40 x 0,40 meter Ironisnya, tidak terlihat adanya urugan pasir maupun tumpukan pasir di sekitar lokasi proyek, padahal hal tersebut penting untuk menopang konstruksi U-Ditch agar stabil dan tahan lama.
Seorang warga setempat yang enggan disebutkan namanya mengaku bersyukur dengan adanya pembangunan saluran air di lingkungannya, namun ia menyayangkan kualitas pengerjaannya yang tampak kurang maksimal.
“Ya, saya mah hanya masyarakat biasa, pak. Saya sangat berterima kasih kepada Pemerintah Karawang dan Pemerintah Desa karena memang kami butuh saluran air yang lebih baik. Tapi sayangnya, saya lihat tidak ada urugan pasir. Padahal itu penting supaya U-Dicth kuat dan enggak mudah amblas,” ujarnya kepada awak media.
Kecurigaan warga tersebut semakin menguat ketika Pekerja proyek, Ab, secara terang-terangan mengungkapkan keengganannya menggunakan urugan pasir saat dikonfirmasi oleh wartawan.
“Pake urugan pasir. Ke pengen mah saya ngomong ke Pa Hamdan juga, hilangkan saja urugan pasir itu karena bikin pusing. Karena efektifitasnya enggak terlalu penting,” ucap Ab tanpa rasa khawatir.
Pernyataan tersebut justru memperkuat dugaan bahwa pekerjaan proyek drainase ini dilakukan asal-asalan dan tanpa mengindahkan spesifikasi teknis yang semestinya. Terlebih lagi, beberapa U-Ditch yang sudah terpasang terlihat tidak rata dan lebih tinggi dari permukaan jalan, yang berpotensi menimbulkan masalah baru bagi warga.
Melihat kondisi tersebut, masyarakat menilai perlunya pengawasan ketat dari Dinas terkait guna memastikan kualitas serta efektivitas pelaksanaan proyek yang menggunakan uang rakyat tersebut.
Sampai berita ini diterbitkan, pihak pelaksana proyek belum memberikan klarifikasi resmi atas temuan di lapangan maupun pernyataan mandornya yang cenderung abai terhadap standar teknis konstruksi.(Red)